24.1.09

CD Efek Rumah Kaca

Band Members : Adrian (Bass & Backing Vocal) Akbar (Drum & Backing Vocal) Cholil (Vocal & Guitar)

Influences : jon anderson, peter gabriel, the beatles, sting, smashing pumpkins, bjork, radiohead, jeff buckley, rufus wainwright, sufjan stevens, billie holiday, iwan fals, eros djarot, guruh sukarno putra, chrisye, sore, santamonica, zeke and the popo
Label : Aksara records
Harga : IDR 35,000

Kamar Gelap adalah sophomore yang jenius. Tiap lagu dari dua belas lagu di album ini punya daya pikat yang luar biasa hebat.

Padahal, mereka membuka album ini dengan sebuah track gelap berjudul Tubuhmu Membiru Tragis. Kalau saya jadi A&R mereka, saya tidak akan meletakan track ini di depan. Bukan apa, untuk mereka yang baru berkenalan dengan Efek Rumah Kaca, bisa jadi ini bukan momen perkenalan yang bagus.

Tubuhmu Membiru Tragis buat saya malah menjadi sebuah pembuka yang pelan-pelan menyihir perasaan cinta kepada band ini.

Track berikutnya adalah Kau dan Aku Menuju Ruang Hampa. Nah, inilah perkenalan sebenarnya. Kamar Gelap adalah album yang menampilkan ‘sisi lain’ Efek Rumah Kaca. Jika musik mereka secara tempo tidak begitu kencang di album pertama, maka ada beberapa lagu di album ini yang berlawanan dengan hal itu. Kau dan Aku Menuju Ruang Hampa adalah pembukanya. Jika mendengarkan lagu ini berbarengan dengan membaca liriknya, maka sebuah impresi instan akan lagu cinta yang super romantis akan menyembul dengan sendirinya.

Selanjutnya ada Mosi Tidak Percaya. Ini lagu paling keras di album ini. Saya suka sekali dengan nuansa anthemic yang dihasilkan bagian reffrain lagu ini. Perpindahan ke lagu berikut yang disisakan oleh bagian akhir lagu ini juga sangat bagus.

Track empat adalah lagu favorit saya dari Efek Rumah Kaca. Rasanya menggeser kesukaan saya akan lagu Desember dari album pertama mereka. Judulnya adalah Lagu Kesepian. Ya, ini lagi-lagi lagu cinta. Ini lagu pop Indonesia standar. Bisa jadi sempurna juga kalau dikover oleh Gigi atau Andra and the Backbone. Haha.

Lagu Kesepian punya nuansa sempurna akan sebuah melankolia. Cocok didengarkan ketika menjelang tidur dan berniat menghapus memori akan kekalahan dari persaingan kerasnya hidup. Saya menulis di review seorang teman, “Cholil nyanyinya tulus banget.” Di beberapa kesempatan, lagu ini bisa menempatkan posisi Cholil Mahmud, vokalis band ini, sebagai seorang penyanyi yang begitu ciamik melagukan sebuah ratapan.

Hujan Jangan Marah pernah saya dengarkan livenya. Dan bagian reffrainnya juga menempel dengan mudah begitu saja. Benar sekali ternyata, lagu ini memperkuat bagian paling bagus dari album ini; track empat sampai tujuh.

Single Kenakalan Remaja di Era Informatika adalah lagu racun yang sayangnya punya judul begitu panjang. Rasanya seluruh bagian lagu ini punya kemampuan untuk membuat orang yang mendengarkannya langsung ingat. Dan itu adalah syarat single yang bagus. Riff gitarnya adalah candu. Dan konstruksi musiknya sangat mantap, sulit untuk percaya bahwa lagu ini dimainkan oleh band beranggotakan tiga orang personil. Tidak sabar untuk menyaksikan lagu ini dimainkan live di hadapan saya satu hari nanti. Pasti akan menimbulkan koor penonton yang membahana.

Menjadi Indonesia adalah favorit nomor dua setelah Lagu Kesepian. Sesekali terdengar ketukan drum yang ganjil. Yang membuat lagu ini kok rasa-rasanya salah masuk atau kurang cocok. Tapi, dengarkanlah berulang, niscaya anda benar-benar yakin bahwa Menjadi Indonesia adalah lagu dengan aransemen paling bagus di album ini.

Yang sulit dipercaya adalah kemampuan mereka untuk mengambil tema nasionalisme tanpa perlu terdengar menggurui atau menjadi sebelas dua belas dengan Cokelat yang selalu terlihat bodoh dengan lagu-lagu nasionalisme mereka. Menjadi Indonesia begitu kontemplatif. Jadi membangkitkan nasionalisme lewat gugahan perasaan yang memang tulus munculnya, bukan gembar-gembor bahwa nasionalisme harus diagungkan di posisi paling atas kehidupan bernegara. Singkatnya, nasionalisme yang diperkenalkan lewat Menjadi Indonesia bukanlah nasionalisme omong kosong yang banyak berseliweran di hidup bangsa ini.

Kamar Gelap ada di track delapan. Mendengarkan lagu ini dengan volume kencang (plus sihir vokal Cholil tentunya) membuat anda mampu merasa perlu membuang beberapa menit waktu di dalam hidup anda untuk memutar berulang track ini. Haha. Sekali lagi, baca liriknya sembari membiarkan lagu ini mengalun.

Jangan Bakar Buku adalah lagu protes yang punya intro mirip dengan Sebelah Mataku dari album pertama mereka. Judulnya sudah barang tentu menyiratkan lagu ini bercerita tentang apa.

Banyak Asap di Sana punya nuansa yang hampir sama dengan Mosi Tidak Percaya. Lagu ini mengawali dua bagian paling buncit dari album ini. Lagu selanjutnya, Laki-Laki Pemalu, juga digarap dengan aransemen yang ‘lucu’. Tapi aransemennya juga patut diacungi jempol.

Nah, seperti debut album mereka, Kamar Gelap juga menyajikan penutup yang bagus. Judulnya Ballerina. Ini karakternya mirip dengan Kenakalan Remaja di Era Informatika. Tipikal lagu single yang akan lancar jaya berputar di radio-radio.

Ok, sekarang saya bicara tentang bagian paling baik dari Efek Rumah Kaca, lirik. Duh, belum lepas rasanya ingatan akan kekaguman banyak orang –termasuk saya— akan lirik bahasa ibu yang bisa mereka lantunkan dengan sangat elegan, sekarang mereka hadir dengan sebuah album yang liriknya sama kuat.

Cholil Mahmud –ia menulis sebagian besar lirik di album ini— adalah sebuah pujangga lirik yang akan selalu diingat banyak orang di negara ini. Saya percaya kualitas seperti ini akan bertahan sampai satu hari nanti mereka berhenti memainkan musik. Kemampuan memotret persoalan dengan sederhana dan (terkadang) mengoplosnya dengan metafora-metafora menarik membuat saya cinta tulisan-tulisan liriknya.

Efek Rumah Kaca juga naik kelas lewat musik mereka. Kualitas rekaman album ini begitu bagus. Musik mereka tidak lagi terdengar kosong seperti debut album mereka. Pengalaman mereka bertambah dan cerita mereka makin menarik untuk diikuti.

Tunggu dulu, saya menuliskan kesan saya akan keduabelas lagu di album ini. Ah, sulit rasanya menemukan album yang 100% isinya punya kesan. Kamar Gelap, punya itu.

Kalau disuruh memilih lima album terbaik di tahun ini, saya akan memasukan album ini di dalam daftar itu. Album ini jauh lebih bagus ketimbang debut fenomenal mereka! Saya yakin seyakin-yakinnya. (pelukislangit)

Available Merch


2 comments:

manusiabumi said...

resensi yang penuh rasa!
sedikit merinding bacanya...
kereeen....

vintagevun said...

merinding juga!! puncaknya pas bagian cholil mahmud - ia menulis.......
pol!!

LinkWithin

Related Posts with Thumbnails